Breaking News

Penurunan Pendapatan Sewa: Studi Kasus Gedung Graha Karya




Penurunan Pendapatan Sewa: Studi Kasus Gedung Graha Karya


Mari kita lihat kasus Gedung Perkantoran Graha Karya, yang mengalami tekanan pendapatan di tengah kondisi pasar yang oversupply.

Analisis Penurunan Pendapatan Sewa
Dalam situasi ini, Gedung Graha Karya menyaksikan penurunan pendapatan sewanya dari Rp 60.000/m² menjadi Rp 45.000/m². Selisih sebesar Rp 15.000/m² tampaknya kecil, tetapi berimbas signifikan pada pendapatan keseluruhan.

Perhitungan Pendapatan Kotor Tahunan
Untuk menghitung dampaknya, kita perlukan beberapa langkah:

Selisih Pendapatan Sewa
Selisih: Rp 60.000 - Rp 45.000 = Rp 15.000/m²

Pendapatan Kotor Bulanan
Dengan luas efektif gedung 6.500 m², maka:
Pendapatan Kotor Bulanan=15.000×6.500=Rp97.500.000

Pendapatan Kotor Tahunan
Mengalikan pendapatan bulanan dengan 12:
Pendapatan Kotor Tahunan=97.500.000×12=Rp1.170.000.000

Mempertimbangkan Tingkat Hunian
Dengan tingkat hunian 90%, kita dapatkan:

Pendapatan Bersih Tahunan=1.170.000.000×0,9=Rp1.053.000.000
Menggunakan Gross Income Multiplier (GIM)
GIM yang berlaku adalah 10, sehingga:

Nilai Pasar=1.053.000.000×10=Rp10.530.000.000

Atau, bisa dengan cara seperti ini:
=(Rp 60.000/m² - Rp 45.000/m²) x 12 bulan x 6.500 m² x 90% x 10
=15.000 x 702.000,-
=Rp10.530.000.000,-

Jadi, Nilai Gedung Perkantoran Graha Karya, di tengah kondisi pasar yang oversupply adalah sebesar Rp10.530.000.000,-

#PenilaiProperti #AnalisisProperti #InvestasiProperti #GedungPerkantoran #PasarProperti

***

موارا جاتي٢٠٢٤


Tidak ada komentar