Pembahasan Soal Ujian PLP 1 Properti
Pembahasan Soal Ujian PLP 1 Properti
Soal 1:
Diketahui:
- Nilai uang sekarang (PV) = Rp 500.000
- Nilai uang di masa depan setelah 3 tahun (FV) = Rp 864.000
- Suku bunga tahunan (i) = 20%
Kita bisa mengecek apakah nilai Rp 500.000 ini bisa mencapai Rp 864.000 dalam 3 tahun dengan menggunakan rumus Future Value (FV):
dengan:
Substitusikan:
Karena hasilnya sama, maka:
- Jawaban: D. Rp 864.000,00 sama dengan Rp 500.000,00
Soal 2:
Diketahui bahwa Properti A memiliki risiko investasi lebih tinggi dari Properti B. Dalam investasi, risiko yang lebih tinggi umumnya diikuti oleh tingkat kapitalisasi (cap rate) yang lebih tinggi. Tingkat kapitalisasi adalah perbandingan antara pendapatan operasional bersih dengan harga properti, dan semakin tinggi risikonya, semakin tinggi cap rate yang diharapkan oleh investor.
Dengan demikian, jika risiko Properti A lebih besar daripada Properti B, maka:
- Jawaban: B. Tingkat Kapitalisasi A > Tingkat kapitalisasi B
Soal 3:
Diketahui:
- Pendapatan Operasional Bersih (Net Operating Income, NOI) = Rp 160.000.000
- Harga jual properti = Rp 1.000.000.000
Tingkat kapitalisasi (Cap Rate) dapat dihitung dengan rumus:
Substitusi nilai-nilai tersebut:
- Jawaban: B. 16%
Soal 4:
Diketahui:
- Arus kas tahunan = Rp 2.000.000,00 selama 3 tahun (annuitas)
- Tingkat bunga deposito (safe rate) = 15%
Nilai saat ini dari arus kas ini dapat dihitung dengan rumus Present Value of Annuity (PVA):
dengan:
Substitusi:
Perhitungan lebih lanjut menghasilkan:
Jadi nilai saat ini adalah Rp 4.566.450, yang berarti bahwa:
- Jawaban: C. sama dengan Rp 4.566.450,00
Soal 5:
Diketahui:
- Sewa ruko per tahun = Rp 42.000.000
- Sewa pasar per bulan = Rp 3.500.000
- Suku bunga deposito = 15%
Jika kita hitung total sewa pasar per tahun:
Karena jumlah sewa ruko yang diterima dan harga pasaran sewanya sama, tidak ada perbedaan nilai bagi penyewa dan yang menyewakan.
- Jawaban: A. Nilai bagi penyewa = Nilai bagi yang menyewakan
Soal 6
Dalam formula IRV dalam Pendekatan Kapitalisasi Pendapatan:
- I = Income (Pendapatan)
- R = Rate (Tingkat Kapitalisasi)
- V = Value (Nilai)
Formula dasar ini menunjukkan bahwa semakin tinggi risiko investasi, semakin tinggi tingkat kapitalisasi yang diharapkan investor. Dengan tingkat kapitalisasi yang tinggi, biasanya nilai properti akan lebih rendah, karena properti berisiko tinggi umumnya dihargai lebih rendah.
Maka, dengan risiko rendah dan tingkat kapitalisasi rendah, nilai properti akan lebih tinggi karena investor bersedia membayar lebih untuk risiko yang lebih rendah.
- Jawaban: C. Risiko rendah = tingkat kapitalisasi rendah = nilai tinggi
Soal 7
Diketahui:
- Harga sewa pasar = Rp 100.000.000 per tahun
- Harga sewa kontrak jangka panjang = Rp 50.000.000 per tahun
- Tingkat kapitalisasi = 10%
Nilai bagi penyewa adalah selisih antara nilai pasar dan nilai kontrak sewa yang berlaku. Dengan tingkat kapitalisasi 10%, kita hitung nilai pasar dan nilai sewa kontrak:
Nilai Pasar Properti:
Nilai Sewa Kontrak:
Nilai bagi penyewa adalah selisih antara nilai pasar dan nilai kontrak, yaitu:
- Jawaban: B. Rp 500.000.000
Soal 8
Koefisien Dasar Bangunan (KDB) dan Koefisien Lantai Bangunan (KLB) adalah peraturan zonasi yang menentukan luas area bangunan dan jumlah lantai yang boleh dibangun di atas sebidang tanah. KLB mengatur luas lantai bangunan yang bisa dibangun, sehingga secara langsung mempengaruhi luas total lantai yang diperbolehkan dan, oleh karena itu, biaya pembangunan per meter persegi.
- Jawaban: A. Biaya membangun bangunan di atasnya per meter persegi karena KLB menentukan luas lantai yang boleh dibangun
Soal 9
Diketahui:
- Nilai tanah = Nilai bangunan = Rp X
- Tingkat kapitalisasi untuk tanah = 10%
- Tingkat kapitalisasi untuk bangunan = 13%
Tingkat kapitalisasi keseluruhan properti dapat dihitung sebagai rata-rata tertimbang berdasarkan kontribusi nilai tanah dan bangunan. Karena nilai tanah dan bangunan sama (masing-masing Rp X), maka kita dapat menghitung tingkat kapitalisasi sebagai berikut:
- Jawaban: B. 11,5%
Soal 10
Untuk menilai tanah kosong dengan peruntukan perumahan, terdapat dua pendekatan umum yang biasa digunakan:
Pendekatan Data Pasar (Market Data Approach): Cocok jika data tanah kosong atau tanah kavling tersedia dengan baik, karena kita dapat melakukan perbandingan langsung.
Metode Pengembangan Tanah (Land Development Approach): Pendekatan ini digunakan jika ada data pasar dan kita ingin memperkirakan nilai setelah tanah dikembangkan menjadi kavling atau properti siap huni.
Untuk mendapatkan hasil penilaian yang akurat, biasanya kedua metode ini digunakan secara bersamaan, yaitu Pendekatan Data Pasar dan Metode Pengembangan Tanah.
- Jawaban: D. Metode Pendekatan Data Pasar dan Metode Pengembangan Tanah
Soal 11
Diketahui:
- Nilai properti (V) = Rp 4.500.000.000
- Tingkat kapitalisasi (R) = 8% atau 0,08
Pendapatan properti dapat dihitung dengan rumus:
Jika pendapatan bulanan diperlukan:
Jadi, jawabannya adalah:
- B. Rp 36.000.000,00 per bulan
Soal 12
Soal 13
Nilai Pasar suatu properti dapat dihitung dengan beberapa cara. Namun, pendekatan yang tepat biasanya menggunakan pendapatan bersih atau efektif dari properti, bukan hanya potensi pendapatan kotor. Berikut adalah analisis terhadap setiap pilihan:
A. Pendapatan bersih operasional X Gross Income Multiplier — Kurang tepat karena nilai pasar sering diperoleh dari Gross Income Multiplier yang berbasis pada penghasilan kotor, bukan pendapatan bersih.
B. Potensial Gross Income dibagi Tingkat Kapitalisasi — Salah, karena potensial gross income tidak selalu menggambarkan pendapatan aktual.
C. Effective Gross Income dibagi Tingkat Kapitalisasi — Ini yang paling sesuai karena efektif gross income memperhitungkan pendapatan aktual setelah memperhitungkan biaya operasional.
Jawaban: C. Effective Gross Income dibagi Tingkat Kapitalisasi
Soal 14
Dalam Metode Kapitalisasi Pendapatan untuk menilai nilai pasar gedung perkantoran, beberapa prinsip yang relevan meliputi konsep "Highest and Best Use," prinsip peningkatan atau penurunan pengembalian, dan tingkat bunga yang mencerminkan risiko investasi. Namun, Koefisien Dasar Bangunan (KDB) dan Koefisien Lantai Bangunan (KLB) lebih berkaitan dengan batasan zonasi dan izin bangunan, dan tidak langsung terkait dengan penentuan nilai pasar melalui kapitalisasi pendapatan.
- Jawaban: B. Koefisien Dasar Bangunan dan Koefisien Lantai Bangunan
Soal 15
Diketahui:
- Pendapatan kotor bulanan = Rp 80.000.000
- GIM tahunan untuk gudang sejenis = 9,5
Pertama, hitung pendapatan kotor tahunan:
Selanjutnya, gunakan pengali sewa kotor (GIM) untuk menghitung nilai pasar:
- Jawaban: B. Rp 9.120.000.000,00
Soal 16
Dalam menentukan tingkat kapitalisasi, penilai biasanya mempertimbangkan faktor-faktor yang berkaitan langsung dengan properti itu sendiri, seperti biaya operasional dan karakteristik fisik (misalnya, luas bangunan). Namun, lokasi jalan tempat properti berada tidak secara langsung memengaruhi tingkat kapitalisasi, meskipun bisa mempengaruhi nilai properti secara umum.
- Jawaban: B. Jalan dimana Properti yang dinilai terletak
Soal 17
Untuk menentukan Gross Income Multiplier (GIM), kita memerlukan data dari properti sebanding yang meliputi harga jual dan harga sewa tahunan dari properti tersebut. Gross Income Multiplier dihitung dengan membagi harga jual dengan pendapatan kotor tahunan.
- Jawaban: B. Harga Sewa tahunan dan Harga Jual
Soal 18
Diketahui:
- Harga properti = Rp 1.200.000.000
- Pendapatan Kotor Efektif = Rp 230.000.000 per tahun
- Biaya Operasional = Rp 110.000.000 per tahun
Tingkat pengembalian atas investasi (Return on Investment atau ROI) dihitung sebagai:
Pendapatan Bersih dapat dihitung dengan mengurangi biaya operasional dari pendapatan kotor efektif:
Kemudian, hitung ROI:
- Jawaban: B. 10% per tahun
Soal 19
Diketahui:
- Pendapatan kotor = Rp 120.000.000 per tahun
- Pengeluaran tahunan:
- Pajak properti = 0,05%
- Asuransi = 0,06%
- Biaya pemeliharaan = 12,39%
- Biaya pengelolaan = 15%
- Tingkat kapitalisasi = 8%
Langkah-langkah perhitungan:
Hitung Total Pengeluaran sebagai Persentase dari Pendapatan
Total pengeluaran adalah jumlah dari semua biaya tahunan:Hitung Pendapatan Bersih (Net Operating Income, NOI)
Pendapatan bersih adalah pendapatan kotor dikurangi total pengeluaran:Hitung Nilai Properti Menggunakan Tingkat Kapitalisasi
Nilai properti dapat dihitung dengan membagi pendapatan bersih dengan tingkat kapitalisasi:
- Jawaban: B. Rp 1.087.500.000,00
Soal 20
Diketahui:
- Sisa masa BOT = 4 tahun
- Pendapatan bersih operasional:
- Tahun ke-1: 30 juta
- Tahun ke-2: 40 juta
- Tahun ke-3: 50 juta
- Tahun ke-4: 50 juta
- Discount rate per tahun:
- Tahun ke-1: 25%
- Tahun ke-2: 20%
- Tahun ke-3: 15%
- Tahun ke-4: 15%
- Royalti tahunan yang harus dibayar = Rp 8.000.000
- Pendapatan bersih setelah dikurangi royalti per tahun:
- Tahun ke-1: juta = 22 juta
- Tahun ke-2: juta = 32 juta
- Tahun ke-3: juta = 42 juta
- Tahun ke-4: juta = 42 juta
Langkah berikutnya adalah menghitung nilai sekarang (present value) dari pendapatan bersih setiap tahun dengan discount rate yang sesuai untuk masing-masing tahun:
Nilai sekarang tahun ke-1:
Nilai sekarang tahun ke-2:
Nilai sekarang tahun ke-3:
Nilai sekarang tahun ke-4:
Kemudian, jumlahkan semua nilai sekarang (present values):
Jawaban yang mendekati adalah:
- D. Rp 81.061.000 ,- (dengan pembulatan dan perbedaan perhitungan, hasilnya mendekati ini)
Soal 21
Diketahui:
- Luas kantor = 800 m² (tidak langsung mempengaruhi perhitungan)
- Harga sewa kontrak saat ini = Rp 150.000.000 per tahun (kontrak 5 tahun)
- Sisa masa kontrak = 3 tahun (karena kontrak telah berjalan 2 tahun)
- Proyeksi harga sewa pasar untuk sisa kontrak = Rp 200.000.000 per tahun
- Tarif diskon = 12%
- Pembayaran dilakukan di awal tahun
Nilai bagi penyewa adalah selisih antara harga pasar dan harga sewa kontrak untuk sisa masa kontrak, didiskon dengan tarif 12%.
Langkah-langkah:
Tahun ke-3 (tahun pertama dari sisa kontrak, dibayar di awal):
Tahun ke-4:
Tahun ke-5:
Jumlahkan nilai sekarang dari setiap tahun:
Jawaban yang paling mendekati adalah:
- C. Rp 134.502.000,-
Tidak ada komentar